Suka Bercerita
Blog ini saya buat untuk mengisi dan menumpahkan apapun yang ada di pikiran saya...selagi itu hal yang baik tentunya....dan semoga bermanfaat
Rabu, 05 Januari 2011
Tanjung Balai Karimun
Hi all............liburan idul fitri kemaren gw menyempatkan diri berkunjung ke propinsi kepulauan riau ato istilahnya kepri.....tepatnya di tanjung balai karimun salah satu kabu paten di kepri ga terllau istimew seeh...tpi lumayanlah bagi yang suka jalan dari bandara soetta ke hang nadim sekitar 1 jam 40 menit truss dari hang nadim ke port sekupang naik taksi....nah baru dari sekupang ke port tanjung balai naik Ferry..........sekitar 2 jam, kebetulan emang gw ada teman di sana jadi jalan ke beberapa pulau2 kecil di sana, gw ngerasa banget kalo negara kita ini kaya banyak banget pulau2 kecil di sana yang tidak di manfaatkan dengan baik bahkan pulau kosong...coba di jadiin obyek wisata pasti mendatangkan devis...hmmmm.....sayang sekali, masyarakatnya multi etnis melayu, china paling dominan ada juga orang jawa tapi ga banyak....bahasanya seperti bahasa malaysia he he he h...klo yang suka denagan upin ipin cocok neeh....gw nginep di Hotel Holiday Karimun ....ya lumayan bagus di pinggir pelabuhan so dari beranda hotel bisa lihat laut lepas dan pelayanannya juga cukup baik...kecuali breakfasnya gw ga suka banget makanannya telaaaaaaaaaaaaaaat.....
Selasa, 30 Juni 2009
Beli rumah.......pake KPR Syariah aja!
KPR Syariah Lebih Tahan Krisis
SURABAYA, KOMPAS.com — Pembiayaan rumah dari perbankan syariah di Surabaya sampai saat ini terus meningkat dan tidak terpengaruh krisis ekonomi global, tetapi besarnya permintaan tersebut justru terhambat pasokan rumah yang disediakan pengembang. "Minimnya penyediaan rumah dari pengembang memang sangat menghambat pertumbuhan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Syariah pada tahun ini," kata Manajer Cabang Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Surabaya Gamaria, Rabu (1/4).
Sampai sekarang, jelas dia, pencapaian pembiayaan KPR-nya sebesar 25 persen. Tahun ini, pihaknya optimistis, peminat KPR Syariah akan terus tumbuh karena pasarnya masih relatif besar.
"Bahkan, dari target penyaluran pembiayaan rumah komersial yang mencapai Rp 40 miliar pada tahun ini, sekarang kami sudah memperoleh Rp 10 miliar. Sebenarnya, kami juga heran. Padahal, saat ini masih awal tahun, tetapi pencapaiannya relatif baik," katanya.
Tahun sebelumnya, tambah dia, BTN Syariah Surabaya ditargetkan penjualan senilai Rp 30 miliar. Namun, pencapaiannya melebihi target, sebesar 125 persen dari patokan yang diberikan kantor pusatnya.
Untuk pembiayaan KPR rumah sederhana sehat (RSh), kata dia, tahun lalu tersalurkan untuk 420 unit. Angka ini juga melewati target sebesar 400 unit. Pada tahun ini, target penjualan kembali di posisi 400 unit atau sekitar Rp 22 miliar.
"Secara perhitungan di atas kertas, kami yakin bisa mencapai target ini," katanya.
Menurut dia, apabila pasokan RSh dari pengembang cukup lancar, BTN Syariah akan siap membiayai berapa pun jumlah unit rumah yang diminta pasar.
Kondisi itu, kata dia, disebabkan para pengembang kesulitan mendapatkan lahan yang murah untuk mendirikan perumahan RSh dan terkait patokan harga RSh yang maksimum Rp 55 juta per unit.
"Padahal, harga bahan baku untuk rumah dan harga lahan terus meningkat," katanya.
Untuk menarik minat masyarakat, lanjut dia, marjin KPR BTN Syariah diberlakukan secara flat dan fix. Artinya, besaran angsuran yang harus dibayarkan konsumen tetap hingga akhir jangka waktu kredit. "Sampai saat ini, marjin kami cukup kompetitif, berlaku flat 6-10 persen jika disetarakan dengan bunga bank konvensional," katanya.
Selain marjin, terang dia, fasilitas subsidi pada skim pembiayaan rumah syariah juga mendorong tingginya antusiasme masyarakat. Hal itu berupa bantuan uang muka (UM) sebesar Rp 8,5 juta per unit. "Bahkan, selama ini kontribusi KPR mendominasi 70 persen ke total pembiayaan dan 30 persennya disumbang oleh pembiayaan mudharabah," tambahnya.
Sementara itu, lanjut dia, tahun ini jenis pembiayaan mudharabah tersebut menargetkan penyaluran kredit untuk modal kerja sebanyak Rp 15 miliar. "Di samping untuk modal kerja, kami juga bekerja sama dengan koperasi dalam pembiayaan mudharabah itu," katanya.
SURABAYA, KOMPAS.com — Pembiayaan rumah dari perbankan syariah di Surabaya sampai saat ini terus meningkat dan tidak terpengaruh krisis ekonomi global, tetapi besarnya permintaan tersebut justru terhambat pasokan rumah yang disediakan pengembang. "Minimnya penyediaan rumah dari pengembang memang sangat menghambat pertumbuhan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Syariah pada tahun ini," kata Manajer Cabang Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Surabaya Gamaria, Rabu (1/4).
Sampai sekarang, jelas dia, pencapaian pembiayaan KPR-nya sebesar 25 persen. Tahun ini, pihaknya optimistis, peminat KPR Syariah akan terus tumbuh karena pasarnya masih relatif besar.
"Bahkan, dari target penyaluran pembiayaan rumah komersial yang mencapai Rp 40 miliar pada tahun ini, sekarang kami sudah memperoleh Rp 10 miliar. Sebenarnya, kami juga heran. Padahal, saat ini masih awal tahun, tetapi pencapaiannya relatif baik," katanya.
Tahun sebelumnya, tambah dia, BTN Syariah Surabaya ditargetkan penjualan senilai Rp 30 miliar. Namun, pencapaiannya melebihi target, sebesar 125 persen dari patokan yang diberikan kantor pusatnya.
Untuk pembiayaan KPR rumah sederhana sehat (RSh), kata dia, tahun lalu tersalurkan untuk 420 unit. Angka ini juga melewati target sebesar 400 unit. Pada tahun ini, target penjualan kembali di posisi 400 unit atau sekitar Rp 22 miliar.
"Secara perhitungan di atas kertas, kami yakin bisa mencapai target ini," katanya.
Menurut dia, apabila pasokan RSh dari pengembang cukup lancar, BTN Syariah akan siap membiayai berapa pun jumlah unit rumah yang diminta pasar.
Kondisi itu, kata dia, disebabkan para pengembang kesulitan mendapatkan lahan yang murah untuk mendirikan perumahan RSh dan terkait patokan harga RSh yang maksimum Rp 55 juta per unit.
"Padahal, harga bahan baku untuk rumah dan harga lahan terus meningkat," katanya.
Untuk menarik minat masyarakat, lanjut dia, marjin KPR BTN Syariah diberlakukan secara flat dan fix. Artinya, besaran angsuran yang harus dibayarkan konsumen tetap hingga akhir jangka waktu kredit. "Sampai saat ini, marjin kami cukup kompetitif, berlaku flat 6-10 persen jika disetarakan dengan bunga bank konvensional," katanya.
Selain marjin, terang dia, fasilitas subsidi pada skim pembiayaan rumah syariah juga mendorong tingginya antusiasme masyarakat. Hal itu berupa bantuan uang muka (UM) sebesar Rp 8,5 juta per unit. "Bahkan, selama ini kontribusi KPR mendominasi 70 persen ke total pembiayaan dan 30 persennya disumbang oleh pembiayaan mudharabah," tambahnya.
Sementara itu, lanjut dia, tahun ini jenis pembiayaan mudharabah tersebut menargetkan penyaluran kredit untuk modal kerja sebanyak Rp 15 miliar. "Di samping untuk modal kerja, kami juga bekerja sama dengan koperasi dalam pembiayaan mudharabah itu," katanya.
Assalamua'laikum.......Selamat Datang
Selamat Datang di blog Cinere Insani Residence....tempat untuk saling berbagi cerita seputar perumahan muslim Cinere Insani Residence.........dan tempat buat berkumpul untuk penghuni....karyawan.......n yang mo tinggal di Cinere Insani residence.....mudah-mudhan bisa bermanfaaat
Langganan:
Postingan (Atom)